OKI : Investor keluhkan kepastian investasi di Cirebon

Kepastian investasi di Kota Cirebon dinilai masih rendah menyusul tidak adanya regulasi tentang rencana tata ruang wilayah serta birokrasi perizin usaha dianggap menyulitkan yang membuat pemodal kesulitan untuk melakukan pengembangan usaha.

Direktur Utama Grage Group Bamunas Setiawan Boediman mengatakan Pemerintah Kota Cirebon belum memberikan kepastian berinvestasi  karena belum ada pengaturan rencana tata ruang wilayah yang bisa menjadi panduan bagi investor.

“Masalah investasi di Kota Cirebon itu terkait RTRW dan perizinan usaha, sehingga pengusaha masih kebingungan untuk memetakan investasinya akibat tidak adanya kepastian dari pemerintah daerah sendiri,” kata Bamunas kepada bisnis di Grage Mall Kota Cirebon, hari ini.


Dia mengutarakan Pemkot Cirebon terkesan masih mempersulit perizinan bagi investor yang akan mengembangkan bisnisnya, sehingga sejumlah perencanaan pembangunan di kota tersebut menjadi terhambat.

Menurut dia, seharusnya perizinan dapat dipermudah dengan menciptakan pusat pelayanan terpadu satu pintu untuk menarik minat investor lebih besar lagi, agar dapat menanamkan modal di wilayah tersebut.
Tentunya, lanjut dia, minat investasi itu harus dipetakan terlebih dahulu oleh pemda agar investor memiliki panduan berbagai potensi daerah yang dapat dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
“Kami memerlukan kepastian wilayah mana saya yang diperbolehkan untuk dilakukan pembangunan tempat usaha, jangan sampai yang mestinya jadi lahan resapan malah dipergunakan untuk pembangunan. Tata ruang wilayah itu menjadi kunci agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari.”
Bamunas menambahkan masalah infrastruktur juga harus diperhatikan oleh pemda terutama sarana jalan yang masih belum memadai, pasokan air berish dan ketersediaan listrik yang sampai saat ini belum mencukupi kebutuhan dunia usaha.

Perseoalan tersebut, ujarnya, menjadi penghambat masuknya investasi baru dan sejumlah rencana pengembangan usaha di Kota Cirebon. Padahal, masih potensi daerahnya masih sangat besar.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Cirebon Hasanudin Manap mengatakan sebenarnya wilayah Kota Cirebon masih terbuka lebar untuk investor yang akan menanamkan modal usahanya.
“Kota Cirebon umumnya cocok berinvestasi pada perdagangan dan jasa yang  tumbuh cukup agresif setiap tahunnya,” kata Hasanudin.

Ditemui terpisah, Kepala Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) wilayah III Cirebon Ano Sutrisno mendesak agar pemkot dan pemkab di wilayah kerjanya supaya memudahkan perizinan bagi investor.

“Setiap pemkot dan pemkabharus memiliki Perda RTRW untuk memudahkan pemetaan lahan berinvestasi. Pengusaha yang ingin berinvestasi mesti diberi kemudahan dalam perizinan,” kata Ano.
Dia mengatakan sebenarnya di Pantura Jawa Barat ini masih memiliki lahan terbuka untuk berinvestasi yang bisa tidak terbatas pada sektor perdagangan dan jasa semata. “Akan tetapi bisa juga dikembangkan daerah pesisir pantai Pantura Jawa Barat, misalnya untuk pelabuhan.“

Selain itu, sambung dia, investasi untuk batu bara juga masih menjanjikan, karena di Pelabuhan Cirebon tercatat volume distribusi batu bara sekitar 6.000 ton per hari yang dkirm ke Bandung. (fsi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tongkat Pramuka

3 Tokoh Wanita yang Berperan Dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia